A. deleoni merupakan
tungau predator penting yang memangsa tungau jingga, B. phoenicis.
Ukuran tubuh tungau predator lebih besar daripada tungau jingga. Tubuhnya
berukuran panjang 390 µm dan berwarna bening transparan atau tembus cahaya.
Warna tabuh berubah menjadi jingga sesuai dengan warna tungau yang dimangsanya.
Bentuk tubuh agak rata, tetapi akan sedikit kembung jika telah memangsa tungau
hama. Pergerakannya lebih cepat daripada tungau jingga. Tungkai depan lebih
panjang daripada tungkai depan dan berguna untuk menangkap mangsanya. Pada
bagian kepaia terdapat stylet yang berbentuk jarum dan berguna untuk menusuk
bagian tubuh dan mengisap cairan sel tubuh mangsanya. Telur tungau predator
berbentuk oval, berwarna putih atau transparan, dan ukurannya lebih besar
daripada telur mangsanya. Larva berwarna transparan dan kakinya tiga pasang.
Bentuk pronimfa, deutonimfa, dan imago hampir sama. Perbedaannya hanya dalam
ukuran; makin bertambah umur, makin besar tubuhnya. Jumlah kaki stadia pronimfa,
deutonimfa dan imago empat pasang. Siklus hidup parasitoid ini 28-31 hari.
Pembiakan A. deleoni diawali
dengan penyiapan media biakan. Spon dimasukkan ke dalam kotak plastik berisi
air. Di atas spon diletakkan plastik hitam kemudian ditekan agar air meresap ke
dalam spon.Lipatan tisu dicelupkan ke dalam air kemudian diletakkan di atas
plastik hitam hingga sisa tisu berkeliling dgn tidak putus-putus. Di atas
plastik hitam diberi sedikit kapas selanjutnya ditutup dengan cover glass.
Predator dikoleksi dari perdu teh yang terserang tungau jingga. Predator
sebanyak 5-10 ekor diambil dengan kuas kemudian dipindahkan ke kultur biakan.
Predator diberi pakan telur tungau jingga, telur tungau Tetranichus
urticae, atau polen tanaman teh. Telur tungau inang diperoleh dengan cara
membiakkan T. urticae ke tanaman kacang merah berumur 2-3
minggu. Predator dilepas di lapang sebanyak 20-30 ekor/perdu teh/aplikasi
sebelum populasi tungau jingga mencapai ambang kendali.
Sumber http://muhammadarifindrprof.blogspot.com/2011/02/79-pemanfaatan-musuh-alami-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar