MENGENDALIKAN SERANGAN
HAMA Myzus persice PADA TEMBAKAU
DENGAN PESTISIDA NABATI Jeringau (Acorus calamus L)
Kutu Daun (Myzus persicae) tergolong dalam family
Aphididae, hama ini merupakan serangga kecil (ukurannya 1/32 sampai 1/8 inci)
Walaupun kecil, tapi masih bisa dilihat dengan mata telanjang kutu daun ini
berwarna hijau tua sampai hitam atau kuning kecoklatan. Hama ini termasuk
polifag. Kutu daun betina mampu menghasilkan keturunan tanpa kehadiran pejantan.
Gejala Serangan
Kutu
Daun Hama ini menyerang di semua umur tanaman, Jika tanaman masih muda
terserang hebat, pertumbuhannya menjadi kerdil dan memutar (berpilin) dan daun
keriting kedalam, akibat dari cairan daun yang dihisapnya, Hama ini juga merupakan
vektor/perantara dari penyebaran penyakit virus pada tembakau, dampak yang
ditimbulkan oleh virus pada tanaman tembakau yaitu menunjukkan tanda-tanda pada
daun tampak keriting ada tanda mosaik (belang-belang) pada tulang-tulang daun
atau keriting menyerupai kerupuk (Pracaya 2007)
Hama Myzus parcicae (aphid) pada daun, hidup
bergerombol di bagian bawah daun, pada pucuk dan tangkai bunga. bagian mulutnya
memiliki tindik penghisap. Mereka menyerang daun tembakau (dan banyak tanaman
budidaya lainnya) dengan cara menghisap cairan dalam daun, terutama pada daun
muda dan pucuk.
Mereka juga menyerang
jaringan batang tanaman yang lunak, dan menghisap nutrisi di dalamnya. Kutu
daun ini mengeluarkan zat sekresi lengket, berbau manis, yang mengundang
ketertarikan semut-semut. Oleh karena itu jika tanaman tembakau Anda
dikerubungi semut (terutama di bagian pucuknya), itu bisa jadi pertanda kalau
tanaman Anda teserang hama kutu daun (Syukur, M.2012).
Adanya cairan manis
hasil sekresi kutu daun akan ditumbuhi jamur jelaga berwarna hitam yang
mengakibatkan terhalangnya fotosintesis pada daun, pada akhirnya menurunkan
kualitas daun tembakau rajangan karena kotor.
Pengendalian
hama Myzus persicae
Pengendalian hama Myzus persicae dengan memanfaatan
tanaman yang mengandung zat pestisidik sebagai insektisida nabati, diperkirakan
mempunyai prospek dimasa yang akan datang (Kardinan, 2004). Secara umum,
insektisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya
berasal dari tumbuhan. Insektisida nabati relatif mudah dibuat dengan kemampuan
dan pengetahuan terbatas. Oleh karena terbuat dari bahan alami, maka jenis
pestisida ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak
mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia serta ternak peliharaan
karena residunya mudah hilang.
Insektisida nabati
bersifat “pukul dan lari” (hit and run), yaitu apabila diaplikasikan akan
membunuh serangga pada waktu itu dan setelah serangga terbunuh, maka residunya
akan cepat terurai di alam (Kardinan, 2004). Salah satu contoh insektisida
nabati adalah tanaman jeringau (Acorus
calamus L). Rimpang jeringau mengandung minyak atsiri yang digunakan
sebagai insektisida untuk mengendalikan beberapa serangga pengganggu. Jeringau
(Acorus calamus L) adalah tanaman
yang mengandung bahan kimia aktif pada bagian rimpang baik dalam bentuk tepung
ataupun minyak yang dikenal sebagai minyak atsiri.
Formula rimpang
Jeringau sebagai insektisida dapat dibuat secara sederhana maupun secara
laboratorium. Hama Yang Dikendalikan Rimpang yang ditumbuk halus (bentuk
tepung) dapat digunakan untuk mengendalikan Myzus
persicae,
Jeringau (Acorus calamus L) sebagai racun kontak,
dan racun pernafasan. Sebagai racun kontak, apabila minyak jeringau yang
disemprotkan dapat langsung mengenai bagian tubuh serangga sasaran yang
menyebabkan serangga tersebut jatuh dan akhirnya mati ditandai dengan tubuh
serangga mengering karena dehidrasi. Dinyatakan sebagai racun kontak apabila
insektisida dapat masuk kedalam tubuh serangga sasaran lewat
kulit/bersinggungan langsung (Djojosumarto, 2000).
Sebagai racun
pernafasan, apabila serangga menghirup minyak rimpang jeringau yang menyebabkan
serangga tersebut tergelepar hingga akhirnya mengalami kematian. Racun
pernafasan bekerja lewat saluran pernafasan. rimpang jeringau dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
Dua cara mudah untuk
membuat pestisida nabati:
1. Perendaman untuk
menghasilkan produk ekstrak
2. Penumbukan,
pembakaran, pengerusan, dan pengepresan untuk menghasilkan produk berupa pasta
atau tepung
Beberapa contoh
pembuatan pestisida :
CARA MEMBUAT: 1.
Jeringau, dan bawang putih di haluskan 2. Seluruh bahan dicampur dan direndam
dengan air selama 2 hari 3. Larutan disaring 4. Untuk aplikasi 1 liter larutan
dicampur dengan 10 – 15 liter air 5. Tambahkan 1 senduk teh sabun deterjen
berfungsi sebagai perekat, dan soda dari sabun dapat memecah lapisan lilin yang
menutupi tubuh serangga sehingga pestina dapat menembus badan serangga. 6.
Larutan siap diaplikasikan, Aplikasi sebaiknya dilakukan sore hari Pukul >
15.00 agar pestisidanya tidak banyak yang terurai oleh panas matahari.
Dengan mengetahui
informasi diatas, diharapkan dapat menambah wawasan kita mengenai berbagai
manfaat dari tanaman jeringau. Karena budidayanya yang mudah, tanaman jeringau
ini dapat dikembangkan, mengingat manfaat dari tanaman ini yang begitu besar,
baik sebagai tanaman herba untuk pengobatan manusia, maupun sebagai pestisida
nabati untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan yang aman bagi
kesehatan dan ramah lingkungan.
Sumber http://disbunhut.probolinggokab.go.id/control/uploads/PESTINA%20PD%20TEMBAKAU.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar