Senin, 13 Juli 2015

KUMBANG KELAPA ( Oryctes rhinoceros)


Taksonomi 


Sistematika kumbang kelapa menurut Kalshoven (1981) adalah sbb:

Kingdom  : Animalia
Filum        : Arthropoda
Kelas        : Insecta
Ordo         : Coleoptera
Famili       : Scarabaeidae
Genus       : Oryctes
Spesies     : Oryctes rhinoceros L.


Biologi


Oryctes rhinoceros L. Merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yang melewati stadia telur, larva, pupa, dan imago.


Kumbang dewasa meninggalkan kokon pada malam hari dan terbang ke atas pohon kelapa, kemudian menyusup kedalam pucuk dan membuat lubang hingga menembus pangkal pelepah daun muda sampai di tengah pucuk dan tinggal pada lubang ini selama 5-10 hari. Bila sore hari, kumbang dewasa mencari pasangan dan kemudian kawin.


Uji laboratorium menunjukkan bahwa betina berumur 3 minggu dan jantan berumur 5 minggu dapat siap kawin, terbang dan makan pertama. Contohnya peletakkan telur dapat terjadi sebelum kumbang keluar dari sarang dimana larva itu berkembang.

Tanaman Inang


Tanaman yang diserang oleh O. rhinoceros adalah kelapa biasa, kelapa sawitselain itu dapat juga menyerang tanaman sagu, tebu, nenas dan tanaman aloe. O. Rhinoceros menyerang tanaman kelapa yang masih muda maupun yang sudah dewasa. Satu serangan kemungkinan bertambah serangan berikutnya. Tanaman tertentu lebih sering diserang. Tanaman yang sama dapat diserang oleh satu atau lebih kumbang sedangkan tanaman di dekatnya mungkin tidak diserang. Dalam satu tanaman kadang-kadang ditemukan antara 5sampai 6 ekor kumbang.

Kumbang dewasa terbang ke pucuk pada malam hari, dan mulai bergerak ke bagian dalam melalui salah satu ketiak pelepah bagian atas pucuk. Biasanya ketiak pelepah ketiga, keempat, kelima dari pucuk merupakan tempat masuk yang paling disukai. Setelah kumbang menggerek kedalam batang tanaman, kumbang akan memakan pelepah daun mudah yang sedang berkembang. Karena kumbang memakan daun yang masih terlipat, maka bekas gigitan akan menyebabkan daun seakan-akan tergunting yang baru jelas terlihat setelah daun membuka. 




Bentuk guntingan ini merupakan ciri khas serangan kumbang kelapa Oryctes. Bila serangan sampai merusak titik tumbuh maka kelapa tidak dapat membentuk daun baru lagi yang akhirnya mati. Luka akibat serangan O. rhinoceros mengakibatkan terjadinya serangan sekunder dari kumbang sagu (Rhynchophorus sp.). pada serangan hebat, mengakibatkan ribuan pohon kelapa akan binasa.

Pengendalian 


Pengendalian hama terpadu merupakan tindakan yang bersifat fleksibel dalam menanggulangi hama yang menyerang tanaman. Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan menebang, membakar, atau membelah pohon-pohon kelapa yang mati, sarang-sarangnya dibakar sedalam 20 cm, pelepah daun kelapa dibersihkan setiap menurunkan buah, kumbang yang ditemukan dibunuh atau dicungkil keluar dari lubangnya.


Penggunaan kelapa mati yang dibiarkan tegak merupakan cara yang cukup efektif untuk pengendalian hama ini. Pengendalian dengan sistem ini dapat dilakukan bersama-sama dengan pengendalian lain yaitu dengan cendawan Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes, sehingga larva yang berada dalam tegakan tersebut akan terinfeksi oleh cendawan ataupun virus.
Selain menggunakan pengetahuan dan perilakunya, pengendalian ini juga dapat didukung dengan memanfaatkan musuh-musuh alaminya, Santalus parallelus dan Platymerys laevicollis merupakan predator telur dan larva O. rhinoceros, sedangkan Agrypnus sp. merupakan predator larva, beberapa jenis nematoda dan cendawan juga menjadi musuh alami kumbang kelapa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar