Taksonomi
Sistematika kumbang kelapa menurut Kalshoven (1981) adalah sbb:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Scarabaeidae
Genus : Oryctes
Spesies : Oryctes rhinoceros L.
Biologi
Oryctes rhinoceros L. Merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna
yang melewati stadia telur, larva, pupa, dan imago.
Kumbang dewasa meninggalkan kokon pada
malam hari dan terbang ke atas pohon kelapa, kemudian menyusup kedalam pucuk
dan membuat lubang hingga menembus pangkal pelepah daun muda sampai di tengah pucuk
dan tinggal pada lubang ini selama 5-10 hari. Bila sore hari, kumbang dewasa
mencari pasangan dan kemudian kawin.
Uji laboratorium menunjukkan bahwa betina berumur 3 minggu dan jantan berumur 5
minggu dapat siap kawin, terbang dan makan pertama. Contohnya peletakkan telur
dapat terjadi sebelum kumbang keluar dari sarang dimana larva itu berkembang.
Tanaman Inang
Tanaman yang diserang oleh O. rhinoceros
adalah kelapa biasa, kelapa sawitselain itu dapat juga menyerang tanaman sagu,
tebu, nenas dan tanaman aloe. O. Rhinoceros menyerang tanaman
kelapa yang masih muda maupun yang sudah dewasa. Satu serangan kemungkinan
bertambah serangan berikutnya. Tanaman tertentu lebih sering diserang. Tanaman
yang sama dapat diserang oleh satu atau lebih kumbang sedangkan tanaman di
dekatnya mungkin tidak diserang. Dalam satu tanaman kadang-kadang ditemukan
antara 5sampai 6 ekor kumbang.
Kumbang dewasa terbang ke pucuk pada malam hari, dan mulai bergerak ke bagian
dalam melalui salah satu ketiak pelepah bagian atas pucuk. Biasanya ketiak
pelepah ketiga, keempat, kelima dari pucuk merupakan tempat masuk yang paling
disukai. Setelah kumbang menggerek kedalam batang tanaman, kumbang akan memakan
pelepah daun mudah yang sedang berkembang. Karena kumbang memakan daun yang
masih terlipat, maka bekas gigitan akan menyebabkan daun seakan-akan tergunting
yang baru jelas terlihat setelah daun membuka.
Bentuk guntingan ini merupakan ciri khas
serangan kumbang kelapa Oryctes. Bila serangan sampai merusak titik tumbuh maka
kelapa tidak dapat membentuk daun baru lagi yang akhirnya mati. Luka akibat
serangan O. rhinoceros mengakibatkan terjadinya serangan sekunder dari kumbang
sagu (Rhynchophorus sp.). pada
serangan hebat, mengakibatkan ribuan pohon kelapa akan binasa.
Pengendalian
Pengendalian hama terpadu merupakan tindakan yang bersifat fleksibel dalam
menanggulangi hama yang menyerang tanaman. Pemberantasan hama ini dapat
dilakukan dengan menebang, membakar, atau membelah pohon-pohon kelapa yang
mati, sarang-sarangnya dibakar sedalam 20 cm, pelepah daun kelapa dibersihkan
setiap menurunkan buah, kumbang yang ditemukan dibunuh atau dicungkil keluar
dari lubangnya.
Penggunaan kelapa mati yang dibiarkan tegak merupakan cara yang cukup efektif
untuk pengendalian hama ini. Pengendalian dengan sistem ini dapat dilakukan
bersama-sama dengan pengendalian lain yaitu dengan cendawan Metharrizium anisopliae dan virus Baculovirus oryctes, sehingga larva yang
berada dalam tegakan tersebut akan terinfeksi oleh cendawan ataupun virus.
Selain menggunakan pengetahuan dan perilakunya, pengendalian ini juga dapat
didukung dengan memanfaatkan musuh-musuh alaminya, Santalus parallelus dan Platymerys
laevicollis merupakan predator telur dan larva O. rhinoceros, sedangkan Agrypnus
sp. merupakan predator larva, beberapa jenis nematoda dan cendawan juga
menjadi musuh alami kumbang kelapa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar