M. anisopliae merupakan salah satu jamur patogen yang
menginfeksi kumbang nyiur Oryctes rhinoceros. Larva (lundi) yang
terinfeksi Metarrhizium mula-mula tampak bintik coklat pada
permukaan tubuh. Lima hari kemudian, permukaan tubuh ditumbuhi oleh hifa
berwarna putih, selanjutnya berubah warna menjadi hijau olive.
Pembiakan Oryctes dilakukan
sebagai berikut. Larva instar III sehat dikoleksi dari lapang kemudian
dipelihara dengan media campuran serbuk gergaji dan kotoran hewan yang sudah
melapuk dengan perbandingan 1:1. Media disterilisasi dengan cara dikukus selama
2 X 90 menit dengan interval 24 jam kemudian didinginkan. Media dibasahi dengan
air hingga lembab. Kumbang yang terjadi dipasangkan dengan perbandingan betina
dan jantan 4:1 dalam baskom yang berisi media dan diberi pakan potongan tebu.
Panen telur dilakukan setiap minggu. Telur ditetaskan dalam baskom kecil berisi
media. Telur disusun dalam kelompok kecil kemudian ditutup dengan petridis.
Setiap baskom berisi 50 butir telur. Setelah menetas, larva dibiarkan selama 40
hari kemudian dipindahkan ke wadah yang lebih besar.
Perbanyakan Metarrhizium diawali
dengan mengkoleksi larva Oryctes yang mati terinfeksi Metarrhizium. Jamur pada larva mati terinfeksi dimurnikan dengan media PDA. Media PDA dibuat
dengan cara sebagai berikut. Kentang yang telah dikupas (200 g) diiris-iris
kemudian direbus dengan aquades sampai lunak, saring dan ambil kaldunya. Agar
(20 g) dan dextrose (20 g) dimasukkan ke dalam kaldu kentang (tambahkan aquades
bila kurang dari 1000 ml), masak dalam penangas sampai hemogen. Larutan
dimasukkan ke dalam petridis atau tabung gelas. Petridis dibungkus dengan
kertas payung, sedangkan tabung gelas ditutup dengan kapas kemudian disterilkan
dalam autoclave pada suhu 1200 C dan tekanan 15 lbs selama 30
menit. Biarkan agak dingin (tetapi belum membeku) kemudian diangkat. Tabung
gelas dimiringkan untuk memperoleh agar miring.
Jagung
pecah giling dimasak sampai setengah matang kemudian dimasukkan ke dalam
erlenmeyer (1/3 nya), selanjutnya ditutup dengan kapas dan dilapisi dengan
kertas timah. Sterilkan dalam autoclave pada suhu 1200 C dan
tekanan 15 lbs selama 30 menit. Media jagung yang telah dingin digunakan untuk
perbanyakan Metarrhizium. Spora jamur dari biakan murni (dalam
petridis/tabung gelas) diencerkan dengan aquades kemudian dituangkan beberapa
tetes dengan pipet ke dalam media jagung kemudian ditutup lagi dengan kapas dan
dilapisi dengan kertas timah. Media digojok secara hati-hati agar spora jamur
merata. Jamur mulai tumbuh pada hari ke 3 atau 4 dan akan penuh setelah 10
hari. Inkubasi dilakukan pada suhu kamar.
Bila jamur telah merata menutupi
permukaan media, maka dapat digunakan langsung atau sebagai sumber inokulum
baru. Jagung berjamur ditaburkan ke dalam media steril dengan perbandingan 1:20
dalam kotak isolasi. Seminggu kemudian, media ditumbuhi jamur. Hasil ini dapat
dikeringkan dan disimpan sebagai bioinsektisida. Biakan jamur yang teiah tumbuh
sempurna dikering-anginkan selama 4 hari. Jamur kering dapat disimpan dalam
kantong plastik atau botol tertutup. Jamur ini dapat disimpan 1-2 tahun dalam
suhu kamar atau 2-3 tahun dalam refrigerator pada suhu 5-100 C.
Metode perbanyakan secara sederhana. Larva
instar III sehat dimasukkan ke dalam ember 20-30 l yang berisi media kira-kira
setengahnya dan ditutup. Setiap 1 media dapat menampung 3 ekor larva. Sebanyak
2-3 ekor larva mati terinfeksi jamur dipotong-potong kemudian dicampurkan ke
dalam ember. Larva yang mati dikoleksi 2 kali seminggu. Larva mati dimasukkan
ke dalam kantong plastik dan siap disebar di lapang. Sasaran jamur ini adalah
larva dan pupa dalam sarang. Biakan jamur pada media jagung dapat disebarkan
dalam keadaan basah atau kering. Inokulum dicampur dengan media serbuk gergaji
sampai rata kemudian taburkan di bawah permukaan (5 cm) sarang.
Penaburan
dilakukan 6 bulan sekali. Jumlah inokulum yang ditaburkan 20 g jamur kering per
m2 sarang. Apabila cuaca kering, perlu dilakukan penyiraman
pada sore hari setiap 3 hari sekali. Evaluasi dilakukan 1-2 bulan setelah
penyebaran pada daerah sasaran.
Sumber http://muhammadarifindrprof.blogspot.com/2011/02/79-pemanfaatan-musuh-alami-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar