Sebagaimana halnya tanaman perkebunan lainnya,
tanaman karet tak luput dari gangguan hama dan penyakit. Gangguan hama dan
penyakit ini harus ditangani dengan baik agar tanaman tumbuh subur dan
produktivitasnya optimal.
Beberapa jenis hewan menjadi hama tanaman karet dari
fase pembibitan, penanaman, hingga fase berproduksi.
1. Tikus.
Tikus (Rattus sp.) menjadi hama tanaman
karet pada fase perkecambahan dan pesemaian. Pada waktu perkecambahan tikus
memakan biji-biji yang sedang dikecambahkan dan saat penyemaian memakan
daun-daun bibit yang masih muda.
Langkah pencegahan bisa dilakukan dengan melindungi
tempat perkecambahan agar tikus tidak dapat masuk ke dalamnya. Dalam hal ini
tempat perkecambahan yang berupa kotak bisa ditutup dengan kawat kasa dan
tempat perkecam-bahan di atas tanah dipasang pagar plastik.
2. Belalang.
Belalang menjadi hama bagi tanaman karet pada fase
penyemaian dengan cara memakan daun daun yang masih muda. Serangga ini
tergolong sangat rakus. Jika daun muda habis, mereka tak segan-segan memakan
daun-daun tua, bahkan tangkainya.
Mengendalikan serangan belalang bisa secara kimiawi
dengan menyemprotkan insektisida Thiodan dengan dosis 1,5 ml/liter air.
Penyemprotan dilakukan 1 - 2 minggu sekali tergantung pada intensitas
serangannya.
3. Siput.
Siput (Achatina fulicd) menjadi hama karena
memakan daun-daun karet di areal pembibitan dengan gejala daun patah-patah. Di
daun-daun yang patah ini terdapat alur jalan berwarna keperakan mengkilap yang
merupakan jejak siput.
Pengendalian secara mekanis bisa dilakukan dengan
cara mengumpulkan siput-siput yang bersembunyi di tempat teduh dan membakar
atau menguburnya. Sementara itu, secara kimiawi dengan membuat umpan dari
campuran dedak, kapur, semen, dan Meradex dengan perbandingan 16:5:3:2.
Campuran ini dilembabkan dulu dengan cara diberi air sedikit kemudian
diletakkan di areal pembibitan. Siput yang memakan umpan ini akan mati.
4. Uret Tanah.
Uret tanah merupakan fase larva dari beberapa jenis
kumbang, seperti Helotrichia serrata, Helotrichia rufajlava,
Helotrichiafessa, Anomala varians, Leucopholis sp., Exopholis sp., dan
Lepidiota sp. Bentuk uret tanah ini seperti huruf “C” dengan warna putih
hingga kuning pucat. Uret tanah menjadi hama yang sangat merugikan karena
memakan bagian tanaman karet yang berada di dalam tanah, terutama tanaman karet
yang masih berada di pembibitan.
Mencegah serangan hama ini bisa dilakukan dengan
menaburkan Furadan 3 G sesuai dengan dosis yang danjurkan pada saat menyiapkan
areal pembibitan. Sementara itu, pengendaliannya bisa secara mekanis atau kimiawi.
Secara mekanis dengan mengumpulkan uret-uret tersebut dan membakarnya. Secara
kimiawi dengan menaburkan Furadan 3 G, Diazinon 10 G, atau Basudin 10 G di
sekitar pohon karet. Dosis yang dipakai sekitar 10 gram/pohon.
5. Rayap.
Rayap yang menjadi hama bagi tanaman karet, terutama
spesies Microtermes inspiratus dan Captotermes
curvignathus. Rayap-rayap tersebut menggerogoti bibit yang baru saja
ditanam di lahan, dari ujung stum sampai perakaran, sehingga menimbulkan
kerusakan yang sangat berat.
Pengendaliannya bisa dengan kultur teknis, mekanis,
dan kimiawi. Secara kultur teknis ujung stum sampai sedikit di atas mata
dibungkus plastik agar rayap tidak memakannya. Secara mekanis dilakukan dengan
menancapkan umpan berupa 2 - 3 batang singkong dengan jarak 20 - 30 cm dari
bibit, sehingga rayap lebih suka memakan umpan tersebut daripada bibit karet
yang lebih keras.
Pengendalian secara kimiawi bisa dilakukan dengan
menyemprotkan insektisida pembasmi rayap, seperti Furadan 3 G dengan dosis 10
gram ditaburkan di sekitar batang karet. Bisa juga menggunakan Agrolene 26 WP
atau Lindamul 250 EC dengan dosis dan frekuensi pemakaian bisa dibaca di
kemasannya.
6. Kutu.
Kutu tanaman yang menjadi hama bagi tanaman karet
adalah Saissetia nigra, Laccifer greeni, Laccifer lacca, Ferrisiana
virgata, dan Planococcus citri yang masing-masing
memiliki ciri berbeda. Saissetia berbentuk perisai dengan warna cokelat muda
sampai kehitaman. Laccifer berwarna putih lilin dengan kulit keras dan hidup
berkelompok. Ferrisiana berwarna kuning muda sampai kuning tua dengan badan
tertutup lilin tebal. Sementara itu, Planococcus berwarna cokelat gelap dan
badannya tertutup semacam lilin halus mengilap. Kutu tersebut menjadi hama bagi
tanaman karet dengan cara menusuk pucuk batang dan daun muda untuk mengisap
cairan yang ada di dalamnya. Bagian tanaman yang diserang berwarna kuning dan
akhirnya mengering, sehingga pertum-buhan tanaman terhambat.
Hama lain yang sering merusak tanaman karet,
khususnya yang berada di pinggir hutan antara lain: Babi hutan, Rusa, Kijang,
Tapir, Monyet, Tupai dan Gajah.
http://budidayatanaman-perkebunan.blogspot.com/2014/10/mengenal-hama-dan-penyakit-tanaman-karet.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar