Mendong yang nama latinya Fimbristylis globulosa adalah
salah satu tumbuhan yang hidup
dirawa tanaman ini tumbuh di daerah yang berlumpur dan memiliki air yang cukup.
Mendong merupakan salah satu jenis rumput dan biasanya tumbuh dengan panjang
lebih kurang 100 cm. Mendong dijadikan bahan dasar untuk pembuatan tikar dan
Tambang. dan sebelum di pergunakan, tanaman ini dijemur terlebih dahulu hingga
kering. Pemanenan bisa dilakukan kira kira setelah 5 bulan dari awal
penanamannya disamping itu tanaman ini bisa dipanen sampai 7 kali dari awal
penanamannya.
Tanaman Mendong |
Cara
pemanenan tanaman ini adalah setelah dipotong diikat dengan cara
ditegakkan posisinya untuk mengurangi kadar air didalamnya. Kemudian
dikeringkan langsung dibawah sinar matahari agar bisa didapat warna yang
seragam. Untuk bahan metrial yang akan digunakan sebagai bahan handicraft
yang berupa tenunan proses pengeringannya tidak terlalu kering karena material
yang terlalu kering sangat mudah rusak apa bila ditenun.
Proses pengeringan ini disebut
oksidasi dimana Oxygen mengoksidasi Chlorophyll dan Air (H2O) akan berubah
menjadi Oxygen(O2) dan Hydrogen(H) dan menjadikan materialnya berwarna kuning
atau coklat. Material yang bagus adalah yang berwarna hijau cerah dan
bercahaya, kuat dan elastis serta secara fisik tidak ditemukan hama.
Kemudian
diberi pewarna setelah kering bisa dianyam untuk dijadikan tikar yang
proses penganyamannya dengan mesin atau secara manual.biasanya apabila dianyam
secara manual tanpa diberi pewarna dan membutuhkan mendong pilihan sehingga
hasil anyam secara manual akan lebih bagus kwalitasnya.biasanya juga ditenun
dengan benang dan dikombinasikan dengan material yang lain seperti Akar wangi,
eceng gondok dan yang lainnya
Beberapa
hama penyakit yang dijumpai di areal tanaman mendong adalah sebagai berikut :
1.
Belalang ( jawa walang ) jenis Locusta
migratoria manilenses yang termasuk keluarga Acrididae dan bangsa
Orthoptera.
Belalang
yang masih berupa nympha ataupun belalang yang sudah dewasa memakan batang
mendong yang masih muda sehingga mengakibatkan batang mendong berlubang-lubang
atau bahkan patah, dengan demikian serangan hama ini akan mengakibatkan
kerusakan pada tanaman mendong. Masa dewasa dari belalang dari jenis Locusta
migratoria manilenses berlangsung selama 25 – 35 hari.
Belalang
betina yang sudah dewasa dan sudah saatnya untuk bertelur akan meletakkan
telur-telurnya dalam tanah. Satu kelompokan telur berisi 5 – 7 butir telur.
Selama hidupnya, belalang jenis ini dapat bertelur hingga 500 butir telur.
Selama masa dewasa belalang ini mengalami fase-fase menggerombol, transisi dan
menyendiri.
Cara
pengendalian hama Locusta migratoria manilensis adalah sebagai berikut :
1.
Pengendalian
secara mekanis dilakukan dengan cara ditangkap kemudian dimusnahkan.
2.
Pengendalian
secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan insektisida misalnya Basudin 60
EC, Basudin 60 SCO, Demicron 50 SCW, Agrolena 26 WP dan Sevidol 20 / 20 WP.
Pengendalian secara kimiawi dilakukan dalam keadaan yang terpaksa karena
pengendalian cara lain sudah tidak dapat dilakukan lagi. Dan untuk mencegah
dampak negatif pada lingkungan yang lebih luas.
3.
Pengendalian
secara biologis dengan menyebarkan musuh alami belalang tersebut.
2.
Penggerek batang Kuning ( Scirpophoga incertulas ) yang biasa dijumpai di lahan
pertanaman mendong dengan intensitas serangan ringan.
Kondisi
ini dikarenakan kecenderungan petani untuk menanam mendong secara monokultur
dan terus menerus sepanjang tahun. Daun mendong yang terserang penggerek batang
kuning mudah dicabut, kerusakan akibat gerekan dan kadang-kadang kotoran larva
( ulat ) dapat terlihat pada pangkal batang yang dicabut.
Pengendalian
hama penggerek batang kuning ini adalah sebagai berikut :
1.
Perbaikan
pola tanam mendong – mendong – palawija / sayur-sayuran.
2.
Penaburan
pestisida berbahan aktif karbofuran yaitu Furadan 3 G / Ha atau Regent 0,3
dosis 1 Kg / Ha diberikan secara hati-hati apabila tanaman mendong mulai tampak
terserang hama.
3.
Gejala hawar oleh Jamur Rhizoctonia sp.
Pada
awalnya terlihat gejala bercak berwarna abu-abu kehijauan yang dapat berkembang
pada pangkal batang atau pelepah dekat permukaan air. Bercak berbentuk elip
atau oval, berukuran panjang 1 cm memanjang 2,3 cm, kemudian menyatu.
Batas tepi bercak dan variasi warna memberikan suatu tanda yang jelas pada
tanaman yang terinfeksi dalam kondisi kelembaban optimal, batang tanaman lain
yang bersinggungan dengan bagian yang terinfeksi dapat terinfeksi juga. Faktor
yang berpengaruh antara lain iklim di sekitar tanaman terlalu lembab sehingga sinar
matahari tidak mampu menembus bagian bawah tanaman, akibatnya memacu
perkembangan penyakit.
Cara
pengendalian sebagai berikut :
1.
Menghilangkan sumber inokulum ( tanaman sakit ).
2.
Penaburan kapur ke lahan dengan dosis 30 Kg / 1000 M²
3.
Penggunaan pupuk N diupayakan tidak melebihi dosis anjuran
Sumber http://wajak.malangkab.go.id/?page_id=409
Tidak ada komentar:
Posting Komentar