Rabu, 22 Juli 2015

Biofungisida Trichoderma sp

Ketergantungan  terhadap bahan-bahan kimia (pupuk kimia) apalagi bahan yang bersifat racun (insektisida, fungisida, bakterisida) harus segera kita tinggalkan. Kita harus menggali bahan-bahan disekitar bisa kita manfaatkan untuk mengganti bahan kimia tersebut. Sudah saatnya kita kembali ke alam, banyak mikroorganisme yang dapat kita manfaatkan untuk proses kelestarian lingkungan kita.



Salah satu mikroorganisme fungsional yang dikenal luas sebagai pupuk biologis tanah dan biofungisida adalah jamur Trichoderma sp, mikroorganisme ini adalah jamur penghuni tanah yang dapat diisolasi dari perakaran tanaman lapangan. Trichoderma sp disamping sebagai organisme pengurai, dapat pula berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman. Trichoderma sp dapat menghambat pertumbuhan serta penyebaran racun jamur penyebab penyakit bagi tanaman seperti cendawan Rigdiforus lignosus, Fusarium oxysporum, Rizoctonia solani, Fusarium monilifome, Sclerotium rolfsii dan cendawan Sclerotium rilfisil.

Penggunaan pupuk biologis dan agen hayati Trichoderma sp sangat efektif mencegah penyakit busuk pangkal batang, busuk akar yang menyebabkan tanaman layu, dan penyakit jamur akar putih. Penggunaan pupuk biologis dan biofungisida Trichoderma sp memang tidak memperlihatkan dampak manfaatnya secara langsung seperti pupuk ataupun fungisida kimia. Dengan penggunaan rutin secara berkala pupuk biologis dan biofungisida Trichoderma sp akan memberikan mafaat yang lebih baik daripada pupuk dan fungisida kimia. 

Kondisi Optimum Trichoderma sp

Trichoderma sp merupakan cendawan (fungi) yang termasuk dalam kelas ascomycetes, dimana Trichoderma sp banyak ditemukan di dalam tanah hutan maupun tanah pertanian atau pada tunggul kayu. Trichoderma sp akan tumbuh dengan baik pada suhu 6 °C sampai dengan 41°C dengan pH optimum 3 sampai dengan 7 dan Sukrosa dan glukosa merupakan karbon utama. Untuk berkembangbiak cendawan ini menggunakan konidia (spora). simpan pada ruangan bersih dan terhindar dari sinar matahari. Trichoderma sp akan terlihat tumbuh setelah satu sampai dua minggu. Trichoderma sp yang telah tumbuh pada media beras dan sekam disebut dengan starter beras yang selanjutnya dapat dibiakkan pada media tanah.

Bahan :

1.Jamur induk Trichoderma (F0)
2.Beras
3.Air murni
4.Alkohol

Peralatan :

1.Plastik bening
2.Kompor
3.Panci
4.Sendok
5.Wadah / nampan
6.Lilin

Cara membuat Trichoderma

1.Beras dimasak menjadi 1/3 masak (selama 10 menit).
2.Setelah beras menjadi 1/3 masak dinginkan pada wadah nampan yang telah disediakan.
3.Setelah itu masukkan  beras yang telah didinginkan tersebut kedalam plastik bening. Setiap plastik diisi dengan beras 3 sendok makan.
4.Kemudian beras yang telah selesai dimasukkan kedalam plastik kemudian disterilkan dengan cara dikukus selama 10 menit.
5.Selanjutnya dinginkan lagi pada nampan hingga benar-benar dingin.
6.Sterilkan sendok yang akan digunakan dengan menggunakan alcohol, begitu juga dengan tangan kita.
7.Sendok tersebut dekatkan dengan api lilin secara sekilas saja, hal ini untuk bertujuan mensterilkan sendok dari bakteri-bakteri di udara.
8.Gunakan sendok yang telah disterilkan tersebut untuk mengambil bahan induk jamur Trichoderma yang telah disediakan.
9.Setiap 1 kantong plastik yang berisi beras yang telah dikukuskan tadi akan kita isi dengan bahan induk jamur trichoderma sebanyak 1/3 sendok.
10.Kocokkan agar jamur Trichoderma merata tercampur dengan media beras yang telah kita kukuskan tadi.
11.Kemudian setelah itu streples ujung plastik yang terbuka agar tidak ada celah binatang kecil seperti semut masuk kedalam plastik tersebut.
12.Setelah semua proses diatas selesai, diamkan pada wadah nampan selama 14 hari.
13.Jika proses yang kita lakukan baik dan benar maka setelah 14 hari media beras diatas akan berubah warna menjadi warna hijau yang merata.
14.Trikhoderma (F1) ini sudah siap untuk digunakan, dan masih bisa diturunkan menjadi F2 dan berakhir pada F3.


Sumber

http://www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/759-manfaat-dan-cara-pembuatan-biofungisida-trikoderma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar